DOSEN FUSI NARASUMBER KEMAH MODERASI

Prof. Amroeni sedang menyampaikan pokok-pokok pikirannya di depan peserta.

Sabtu dan ahad, tanggal 1 dan 2 oktober 2022, Prof. Amroeni dan Dr. Ziaul Haq yang merupakan Dosen FUSI dan Dekan FUSI serta Ketua Prodi S2 Ilmu Hadis menjadi narasumber di acara kemah moderasi.

Keberangkatan tim dari FUSI pada hari sabtu tanggal 1 oktober pukul 10.20 WIB. keberangkatan rombongan menuju Kota Tanjung Balai dalam rangka mengisi acara Moderasi Beragama sebagai yang merupakan salah satu dari kerja prioritas Kemenag Indonesia. Para rombongan yang terdiri dari Prof. Dr Amroeni Drajat M.A, Dr Ziaulhaq M.A didampingi 3 anggota lainnya mengendarai mobil dinas dan tiba di Kota Tanjung Balai Kec. Tanjung Balai Selatan tepatnya pada pukul 16.00 untuk beristirahat sejenak di penginapan segili yang sudah disiapkan sebelumnya. 

Kegiatan moderasi beragama dibuka pukul bada ashar secara resmi oleh Wali Kota Tanjung Balai H. Waris Thalib di dampingi Kakan Kemenag Kota Tanjung Balai H. al Ahyu turut pula menghadiri Danramil, Polsek, Ketua FKUB, Tokoh Masyarakat, Ketua Pramuka, para Guru dan Kepala Sekolah/Madrasah, Setda Pemko, Camat Tanjung Balai Selatan, dan dua narasumber dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Prof. Dr Amroeni Drajat M.A, Dr pemateri pertama dan Ziaulhaq M.A pemateri kedua.. 

Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan moderasi beragama sebanyak 110 peserta dari pemeluk agama berbeda yakni; Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu dan protestan se-Kota Tanjung Balai yang tergolong para penyuluh agama, Siswa Sekolah dan guru-guru dari lintas agama yang berbeda. Kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama sekali yang dilaksanakan oleh Kemenag Kota Tanjung Balai dengan mengangkat sebuah tema “Kemah Moderasi Beragama”, dilaksanakan pada hari sabtu sampai minggu 1-2 Oktober 2022 di Politeknik Kota Tanjung Balai Jl. Sei Raja Kec. Sei Tulang Raso.

Terselenggaranya kegiatan ini dimaksudkan agar Kota Tanjung Balai sendiri menjadi Kota yang sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, “guna menghilangkan stigma Kota Intoleran yang diberikan kepada masyarakat Tanjung Balai sebagai orang-orang yang sangat fanatik terhadap agama dalam kegiatan ini kita mau menghilangkan stigma intoleran itu secara bersama-sama” ungkap al Ahyu. 

Terselenggaranya kegiatan ini menjadi momentum antar umat beragama saling berdialog dan memahami identitas, etnik, dan keyakinan masing-masing dalam kehidupan sosial, “kegiatan ini juga dapat menjadi solusi kolaborasi antara agama dan negara untuk menjunjung nilai persaudaran” tambah wali kota.

Moderasi diartikan sebagai jalan tengah (wasatiyyah), tasamuh (toleransi) i’tidal (tegak lurus) moderasi sudah ada sebelum lahirnya nabi Muhammad ke dunia, unsur rasionalitas yang dicetuskan oleh para filsuf yunani seperti; aristoteles, socrates dll mereka memberikan gambaran bahwa pemikiran harus dilandasi secara rasional agar tidak terjadi kesalahpahaman, sehingga terciptanya masyarakat yang melakukan segala tindakan harus memikirkannya terlebih dahulu dalam penjelasan pemateri pertama Prof. DR Amdoeni Drajat MA.

Sejalan apa yang disampaikan pemateri kedua DR. Ziaulhaq MA bahwa pentingnya penguatan moderasi beragama dapat dilaksanakan dengan kearifan lokal warga setempat, misalkan acara upah-upah dalam perkawinan, nilai budaya ini untuk menangkalnya sikap ekstrim yang terkadang terjadi kesalahpahaman antar teks dan konteks pemahaman agama untuk memaksakan kebenaran kepercayaan dirinya kepada orang lain. 

Dr. Zia menerima cederamata setelah menjadi narasumber

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa nilai-nilai kearifan lokal yang ada guna membangun sikap moderasi harus berlandaskan pilar-pilar yakni; adil, seimbang dan bermaslahat secara profesional dalam seluruh unsur keagamaan dan kepercayaan masyarakat bahwa kita yakin setiap ajaran agama senantiasa mengajarkan nilai-nilai kebaikan antara dirinya dan tuhan dan dirinya dengan manusia pungkasnya.

Kegiatan moderasi disambut antusias oleh peserta dengan interaksi tanya jawab kepada kedua narasumber, kegiatan pemaparan materi dilaksanakan sampai pukul 22.00 WIB, selanjutnya rombongan pulang ke penginapan dan kembali ke Medan pada Pukul 11.00 dan tiba pukul 17.00 tanggal 2 oktober dengan selamat.

#FUSI,, Jaya!!#