Medan, 31 Juli 2023: FUSI UINSU menyelenggarakan Workshop Kurikulum S3 dan S2 di Hotel Madani Jl. SM Raja Medan. Kali ini Workshop Kurikulum bertema “Merancang Kurikulum Program Doktor (S3) dan Magister (S2) Berbasis Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM)” sebagai upaya menyahuti Kebijakan Nasional dalam Mengelenggarakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka pada seluruh jejang pendidikan termasuk Jenjang S3 dan S2.
Workshop ini dihadiri oleh lebih kurang 65 Peserta yang terdiri dari Pimpinan Fakultas, Pengelola Program Studi, Pakar, Stake Holders, Dosen, dan Mahasiswa. Demikian disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara Dr. Elly Warnisyah Harahap, M. Ag yang juga merupakan Wakik Dekan I Fak. Ushuluddin dan Studi Islam UINSU yang baru dilantik beberapa waktu lalu. Labih jauh, Elly menjelaskan bahwa Workshop ini meliputi kurikulum 5 Program Studi yakni S3 Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), S3 Ilmu Hadis (IH), S2 Ilmu Hadis, S2 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), dan S2 Pemikiran Politik Islam (PPI).
Dr. Maraimbang Daulay, MA yang merupakan Dekan FUSI dalam sambutan dan arahannya mengatakan bahwa kegiatan Workshop Kurikulum ini merupakan kegiatan penting terutama bagi pengrmbangan Program Studi. Lebih jauh Marimbang menegaskan bahwa pelaksanaan Workshop ini menjadi momentum untuk melakukan refleksi akademik terhadap lingkungan, kemajuan sains dan teknologi, arah perkembangan peradaban dunia, melaluinya diharapkan dapat disusun kurikulum yang benar-benar aktual berorientasi Outcome Based Education (OBE) sebagaimana yang diamanahkan pemerintah lewat Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Tidak hanya itu, Dekan FUSI ini menekankan bahwa kurikulum yang dilahirkan dari pelaksanaan Workshop ini harus benar-benar dapat mengadaptasi prinsip-prinsip integrasi ilmu sebagaimana yang ditetapkan dalam panduan Wahdatul Ulum. Sebab, lewat jalan itulah menurut Dr. Maraimbang pengembangan ilmu pengetahuan benar-benar dapat berorientasi kemajuan dunia dan akhirat (fì al-dunyà hasanah wa fì al-àkhirati hasanah).
Maraimbang juga menyambut baik kehadiran stakeholders yang diundang sebagai komponen penting dalam pelaksana Workshop ini. Stakeholders yang hadir di antaranya Kakan Kemenag Kota Medan Dr. Impun Siregar, MA, Bawaslu Dr. Amin Marpaung, Dr. Maimanah Angkat, Perwakikan MUI dan Pemerintah Kota Medan.
Terakhir, Maraimbang berharap agar pelaksanaan Workshop Kurikulum ini dapat menjadi bagian dari persiapan dan upaya konkrit dalam memajukan akreditasi Program Studi terutama pada Jenjang Program Doktor (S3) dan Magister (S2) pada FUSI UINSU.
Hadir sebagai Narasumber dalam Workshop ini adalah Dr. M. Yusuf Harahap, M. Si yang merulakan Dosen Pascasarjana UNIMED dan concern dalam merancang kurikulum berbasis Integrasi Sains dan MBKM. M. Yusuf dalam presentasinya menyatakan bahwa FUSI apalagi S3 dan S2 adalah yang laling potensial dalam implementasi Integrasi dan MBKM. Hal tersebut memurutnya, karena selain kurikulum dasar prodi ini yang amat terbuka, Islam sendiri juga turut menginspirasi pentingnya penyeimbangan teori dengan praktik (al-ilmu dengan al-‘aml).
Lebih jauh menurut Dr. Yusuf, bahwa mewujudkan MBKM ini dapat dimulai dari kesadaran dan nalar kritis atas lingkungan sekitar, masyarakat, serta kesadaran teologis. Lewat kombinasi kesdaran inilah, kita akqn dapat merancang kurikulum yang benar-benar dapat berbasis luaran (Outcome Based Education). Seterusnya dengan model inilah maka luaran-luaran ilmu pengetahuan dapat berorientasi kepada peningkatan kesehanteraan, serta harkat dan martabat manusia.
Drs. Parluhutan Siregar, M. Ag yang merupakan salahseorang Tim Pakar perumusan Paradigma Wahdatul Ulum adalah Narasumber kedua dalam acara workshop ini. Parluhutan menegaskan bahwa betapa pentingnya Program MBKM dikawal oleh Wahdatul Ulum. Karena itu, perlu segera dikawinkan prinsip-prinsip utama MBKM dengan Paradigma Wahdatul Ulum agar dapat saling mengadaptasi secara mutualis.
Bagi Parluhutan Siregar, perkawinan MBKM dengan Wahdatul Ulum akan melahirkan distingsi atau novelty tersendiri bagi Prodi S3 dan S2 di FUSI. Lebih jauh, menurutnya ini akan menjadi modal akademik (academic capital) yang sangat berharga dan akan memeiliki harga juak dan daya jual yang tinggi. Untuk itu, menurut Parluhutan, lerlu dibentuk Tim Perumus yang bekerja serius dalam upaya pengawinan ini dan hal itu harus dengan melibatakan pihak-pihak terutama stakeholders, pakar, dan jika perlu praktisi sosial, ekonomi, dan teknologi.
Dalam tanya jawab, para stake holders menyatakan senang dan menyambut baik pelaksaan Workshop Kurikulum ini, serta berharap acara ini dapat menajdi jalan untuk mendekatkan teori dari praktik, mendekatkan mahasiswa dari lapangan pengabdian, lapangan pekerjaan dan karir mereka kelak.
Menyahuti hal tersebut Pimpinan Fakultas dan Pengelola Program Studi akan membentuk Tim Perumus yang akan mematangkan hasil Workshop ini hingga dapat melahirkan kurikulum baru yang lebih up to date, adaptif, dan dinamis, demi memajukan dan meningkatkan daya jual program studi di tengah-tengah masyarakat.