ICONUS 2025: MENGUATKAN ETIKA LINGKUNGAN ISLAM DAN KETAHANAN BENCANA ASIA TENGGARA

fusiuinsumedan. Di tengah meningkatnya krisis lingkungan dan bencana alam yang kian sering melanda Asia Tenggara, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan menggelar International Conference on Ushuluddin Studies (ICONUS) 2025, Kamis (18/12/2025). Konferensi internasional ini menjadi ruang pertemuan gagasan lintas negara untuk merumuskan kontribusi Islam dalam membangun etika lingkungan dan ketahanan bencana yang berkelanjutan.

Mengusung tema “Revitalizing Islamic Environmental and Ecological Ethics: Bridging Ushuluddin and Disaster Resilience in Southeast Asia”, ICONUS 2025 menghadirkan para ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, serta praktisi dari dalam dan luar negeri. Forum ini menegaskan bahwa ilmu Ushuluddin tidak berhenti pada diskursus teologis, tetapi memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan ekologis dan kemanusiaan kontemporer.

Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Sumatera Utara Medan yang diwakili Prof. Dr. Muzakkir, M.A, Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama. Dalam sambutannya, menekankan pentingnya integrasi keilmuan Islam dengan isu-isu nyata masyarakat. Menurutnya, nilai-nilai tauhid, amanah, dan khalifah fil ardh harus diterjemahkan menjadi kesadaran ekologis dan aksi nyata dalam menghadapi ancaman bencana.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, Dr. Maraimbang Daulay, M.A, menyampaikan bahwa ICONUS 2025 dirancang sebagai forum strategis untuk mempertemukan khazanah klasik Ushuluddin dengan tantangan modern. “Isu lingkungan dan kebencanaan membutuhkan pendekatan multidisipliner yang berpijak pada nilai-nilai keagamaan, sosial, politik, dan hukum,” ujarnya.

Daya tarik utama ICONUS 2025 terletak pada kehadiran para invited speakers internasional. Assoc. Prof. Muhammad Hasan Basri, Ph.D dari Western Sydney University, Australia, mengulas etika lingkungan Islam dalam konteks global dan masyarakat multikultural. Sementara itu, Dr. Reda Owies Hassan Serour dari Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah International University (UniSHAMS), Malaysia, menyoroti peran teologi Islam dalam membangun kesadaran ekologis dan mitigasi bencana di kawasan Asia Tenggara.

Tak hanya itu, konferensi ini juga menghadirkan pembicara nasional lintas sektor, antara lain Dr. Khairul Anwar, M.A., M.Si (Ketua IGDT Kabupaten Deli Serdang), Prof. Dr. Sukiman, M.Si (UIN Sumatera Utara Medan), AKBP Kamdani, S.Ag., M.H (Polda Sumatera Utara), Assoc. Prof. Maslathif Dwi Purnamo, Ph.D (UIN Sumatera Utara Medan), serta Dr. Aminuddin, S.Sos., M.A., C.IP, Direktur Pusat Kajian Politik dan Pemerintahan FUSI UIN Sumatera Utara Medan. Mereka membahas kolaborasi antara akademisi, pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan bencana berbasis nilai Islam.

ICONUS 2025 bukan sekadar forum akademik, tetapi juga panggilan moral untuk mengembalikan relasi harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui diskursus ilmiah dan pertukaran gagasan lintas negara, konferensi ini diharapkan melahirkan rekomendasi kebijakan, penguatan jejaring internasional, serta kontribusi nyata ilmu Ushuluddin dalam mewujudkan masa depan Asia Tenggara yang tangguh, beretika, dan berkelanjutan.

Edit.. Kh